Ketak-ketik kali ini tentang gejala OCD. Karena aku suka nimbun barang dengan dalih merasa siapa tau nanti bisa digunakan atau dibutuhkan dilain waktu, sehingga aku bertanya-tanya apa iya yang aku alami termasuk gejala OCD? Tapi kayaknya sih enggak 😊. Mengingat beberapa waktu yang lalu sempat viral curhatan embak-embak yang konon dikosnya ada kamar yang ditinggalkan penghuninya dan setelah dibuka ternyata kamar itu penuh sampah.
Padahal menurut cerita si penguni kos yang pergi tanpa kabar itu adalah pekerja kantoran yang riwayat kerjanya pun gak ecek-ecek gitu loh. Tapi kenapa bisa menimbun sampah hingga sedemikian rupa dikosnya? Dari cerita yang viral itu aku baca-baca ada istilah hoarding disorder yang merupakan salah satu bentuk OCD.
Apa itu OCD? Kepanjangannya Obsessive-Compulsive Disorder yakni semacam gangguan mental. Orang dengan OCD punya pikiran dan dorongan yang tak terkendali bahkan berulang (obsesi), serta perilaku (paksaan) kompulsif. Misal mau pergi keluar rumah tapi selalu ragu apakah tadi kompor sudah dimatikan? Hingga melakukan cek kompor berulangkali. Atau misal tangan kena kotoran lalu cuci tangan berulangkali karena ingin bersihnya sempurna.
Bagi orang dengan OCD mungkin dia merasa tak ingin melakukan hal itu tapi disisi lain dia juga tak bisa menghentikannya. Faktor OCD bisa jadi karena keturunan, struktur otak dan konon yang paling berpengaruh adalah faktor lingkungan. Jadi misal dari kecil dibentak-bentak atau diejek tentang kekuranggannya hingga akhirnya pada diri orang yang selalu diejek itu terjadi dorongan untuk melakukan hal yang harus sempurna.
Ketika baca-baca tentang OCD aku sempat 'mak tratap' ada contoh lain gelaja OCD yakni suka nimbun barang karena yakin suatu saat nanti masih bisa digunakan. Sempat mikir-mikir kok aku kadang-kadang gitu ya? Aku tuh suka nimbun 'kresek plastik' karena berfikir nanti bisa dipakai buat wadah apa gitu, sampai kadang tempatnya gak muat dan nyatanya kresek-kresek plastik itu tetap gak kepakai. Meski dibuang sayang tapi kalo sudah muak karena menuhin tempat ya aku bakar gitu aja.
Dengan kata lain dan bermaksud menghibur diri maka aku yakin kebiasaanku nimbun plastik masih wajar karena meski suka nimbun tapi masih mampu untuk memusnahkan pada waktunya. Kalo misal aku suka nimbun tapi gak rela membuangnya hingga tempatnya penuh seperti tempat penampungan sampah ya mungkin pantas diri ini dicurigai kena gejala OCD.
Bagi orang dengan OCD gejala obsebsi atau kompulsif itu bisa mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari. Kalau udah mengganggu ya sebaiknya ditangani, kalau merasa ada yang kurang beres dengan diri sendiri bisa diam-diam cari tahu. Kita bisa baca-baca informasi dari berbagai sumber, namun mungkin yang paling mudah saat ini ya cari info diinternet misal di web halodoc.com tersedia berbagai informasi tentang kesehatan. Ada tentang OCD dan hal lainnya, jika kurang yakin bahkan bisa konsultasi atau chat dengan dokter spesialis.
Ketika kita merasa ada satu gejala yang sama apakah serta merta kita memvonis diri sendiri "oh pasti aku kena ini????", tentu gak gitu ya kan? Kita perlu konsultasi pada ahlinya, karena pasti ada banyak faktor penentunya. Misal seperti kebiasaan nimbun barang yang bisa jadi gejala OCD itu diantaranya aku kutip dari halodoc.com:
Ya intinya banyak faktor untuk mastiin beneran masuk OCD atau enggak. Jadi misal punya hobi nimbun barang karena siapa tahu nanti bisa dipakai adiknya gitu bukan serta merta OCD, tapi itu mungkin karena jiwa hemat yang luar biasa, hehehe...
Kalau aku sih selaku blogger penginnya melakukan hal yang berulang dalam hal posting, jadi misal hari ini udah posting tapi besuk merasa ragu kemarin udah posting belum ya? Terus akhirnya posting lagi dan lagi gitu. *eaaa.... mana ada gejala yang begini? Ngarep bin ngayal, hehehe...
Oh iya btw, kalo misal kasusnya seperti penghuni kos yang viral itu gimana ya? Jadi misal kita tau tetangga kos kok ada yang aneh gitu harus gimana? Serba bingung pasti. Karena kalo orang OCD yang suka nimbun seperti itu pasti orangnya tertutup ya kan?, interaksi ke orang sekitar pasti kurang banget. Ya karena mungkin merasa malu dengan kebiasannya jadi milih menutup diri gitu. Jadi enaknya gimana dong? Cara deketinnya gimana? Share dong idenya. Gak mungkin juga kan kita nylonong gitu terus sok kenal sok dekat terus ujung-ujungnya "sini aku bantu buangin sampah elu", seketika bisa ilfeel dia, ya kan?. Aku sendiri selaku orang pendiam dan tertutup (karena introvert) merasa terganggu kalau ada orang yang sok deket lalu ingin cawe-cawe tentang hal yang bagiku itu aku anggap rahasia gitu loh, dengan kata lain auto menghindar 😊.
Salam ketak-ketik,
dr pojokan
Padahal menurut cerita si penguni kos yang pergi tanpa kabar itu adalah pekerja kantoran yang riwayat kerjanya pun gak ecek-ecek gitu loh. Tapi kenapa bisa menimbun sampah hingga sedemikian rupa dikosnya? Dari cerita yang viral itu aku baca-baca ada istilah hoarding disorder yang merupakan salah satu bentuk OCD.
Apa itu OCD? Kepanjangannya Obsessive-Compulsive Disorder yakni semacam gangguan mental. Orang dengan OCD punya pikiran dan dorongan yang tak terkendali bahkan berulang (obsesi), serta perilaku (paksaan) kompulsif. Misal mau pergi keluar rumah tapi selalu ragu apakah tadi kompor sudah dimatikan? Hingga melakukan cek kompor berulangkali. Atau misal tangan kena kotoran lalu cuci tangan berulangkali karena ingin bersihnya sempurna.
Bagi orang dengan OCD mungkin dia merasa tak ingin melakukan hal itu tapi disisi lain dia juga tak bisa menghentikannya. Faktor OCD bisa jadi karena keturunan, struktur otak dan konon yang paling berpengaruh adalah faktor lingkungan. Jadi misal dari kecil dibentak-bentak atau diejek tentang kekuranggannya hingga akhirnya pada diri orang yang selalu diejek itu terjadi dorongan untuk melakukan hal yang harus sempurna.
Ketika baca-baca tentang OCD aku sempat 'mak tratap' ada contoh lain gelaja OCD yakni suka nimbun barang karena yakin suatu saat nanti masih bisa digunakan. Sempat mikir-mikir kok aku kadang-kadang gitu ya? Aku tuh suka nimbun 'kresek plastik' karena berfikir nanti bisa dipakai buat wadah apa gitu, sampai kadang tempatnya gak muat dan nyatanya kresek-kresek plastik itu tetap gak kepakai. Meski dibuang sayang tapi kalo sudah muak karena menuhin tempat ya aku bakar gitu aja.
Dengan kata lain dan bermaksud menghibur diri maka aku yakin kebiasaanku nimbun plastik masih wajar karena meski suka nimbun tapi masih mampu untuk memusnahkan pada waktunya. Kalo misal aku suka nimbun tapi gak rela membuangnya hingga tempatnya penuh seperti tempat penampungan sampah ya mungkin pantas diri ini dicurigai kena gejala OCD.
Bagi orang dengan OCD gejala obsebsi atau kompulsif itu bisa mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari. Kalau udah mengganggu ya sebaiknya ditangani, kalau merasa ada yang kurang beres dengan diri sendiri bisa diam-diam cari tahu. Kita bisa baca-baca informasi dari berbagai sumber, namun mungkin yang paling mudah saat ini ya cari info diinternet misal di web halodoc.com tersedia berbagai informasi tentang kesehatan. Ada tentang OCD dan hal lainnya, jika kurang yakin bahkan bisa konsultasi atau chat dengan dokter spesialis.
Ketika kita merasa ada satu gejala yang sama apakah serta merta kita memvonis diri sendiri "oh pasti aku kena ini????", tentu gak gitu ya kan? Kita perlu konsultasi pada ahlinya, karena pasti ada banyak faktor penentunya. Misal seperti kebiasaan nimbun barang yang bisa jadi gejala OCD itu diantaranya aku kutip dari halodoc.com:
- Kesulitan yang terus-menerus membuang barang, terlepas dari nilai aktualnya.
- Desakan kuat untuk menyimpan barang dan kesulitan saat membuangnya.
- Akumulasi barang-barang sedemikian rupa, sehingga tempat tinggal tidak lagi dapat digunakan sebagaimana fungsinya.
- Mengalami gangguan fungsi di faktor keselamatan dan interaksi sosial karena senang menimbun.
- Tidak adanya gangguan medis atau mental lain yang akan menyebabkan gejala sama.
Ya intinya banyak faktor untuk mastiin beneran masuk OCD atau enggak. Jadi misal punya hobi nimbun barang karena siapa tahu nanti bisa dipakai adiknya gitu bukan serta merta OCD, tapi itu mungkin karena jiwa hemat yang luar biasa, hehehe...
Kalau aku sih selaku blogger penginnya melakukan hal yang berulang dalam hal posting, jadi misal hari ini udah posting tapi besuk merasa ragu kemarin udah posting belum ya? Terus akhirnya posting lagi dan lagi gitu. *eaaa.... mana ada gejala yang begini? Ngarep bin ngayal, hehehe...
Oh iya btw, kalo misal kasusnya seperti penghuni kos yang viral itu gimana ya? Jadi misal kita tau tetangga kos kok ada yang aneh gitu harus gimana? Serba bingung pasti. Karena kalo orang OCD yang suka nimbun seperti itu pasti orangnya tertutup ya kan?, interaksi ke orang sekitar pasti kurang banget. Ya karena mungkin merasa malu dengan kebiasannya jadi milih menutup diri gitu. Jadi enaknya gimana dong? Cara deketinnya gimana? Share dong idenya. Gak mungkin juga kan kita nylonong gitu terus sok kenal sok dekat terus ujung-ujungnya "sini aku bantu buangin sampah elu", seketika bisa ilfeel dia, ya kan?. Aku sendiri selaku orang pendiam dan tertutup (karena introvert) merasa terganggu kalau ada orang yang sok deket lalu ingin cawe-cawe tentang hal yang bagiku itu aku anggap rahasia gitu loh, dengan kata lain auto menghindar 😊.
Salam ketak-ketik,
dr pojokan
wow, baru tau kalo suka nimbun barang itu ternyata termasuk gangguan mental.
ReplyDeleteduh, kadang saya kalau punya barang yang sebenernya udah gak kepake tapi takut nanti dibutuhin jadi disimpen aja. tapi skrng udah menjalankan gaya hidup minimalis, jadi apa-apa yang gak dibutuhin tapi masih bagus, sudah di share ke yg membutuhkan.
anw, terima kasih atas infonya :)