Apa itu jemparingan? Jemparingan adalah kegiatan panahan. Dimana panahan itu sendiri kini menjadi salah satu olahraga atau aktivitas yang mulai digemari dikalangan masyarakat namun yang namanya jemparingan beda dengan panahan yang lain. Aku sendiri baru tahu tentang Jemparingan ini kemarin waktu di Tebing Breksi dimana saat itu komunitas jemparingan ini sedang asyik unjuk gigi dan aku ikut nimbrung gitu aja. Dan kalau gak diketik aku rasa sayang banget, jadi meski ngasal coba aku ceritakan tentang panahan yang satu ini. Ciri khas dari jemparingan itu ada tiga yakni:
Mungkin ada yang mikir “halah panahan itu tinggal tarik anak panah dari tali busurnya terus lepas dan mak jleb….”, kenapa harus ribet gitu???
Gini loh ya, yang namanya jemparingan itu bukan hanya soal tehnik tapi juga soal olah rasa jadi gak hanya modal ngawur gitu doang. Misal tuh sasarannya didepan tapi duduk silanya hadap samping kanan, lalu mak settt… kepalanya miring mengarah kesasaran, badan rilex, terus yang ditutup cukup mata sebelah kiri saja soalnya kalo ditutup dua-duanya entar gelap -hahaha-.
Kenapa yang ditutup bukan mata kanan? Efeknya entar beda, pokoknya nurut aja bahwa yang lebih afdol itu tutup mata kirinya. Sebagai gambaran lihat gambar dibawah ini, mereka pakai kostum sedemikian rupa, targetnya yang nampak seperti garis-garis putih itu loh ya, bukan yang hamparan hitamnya. Kalau anak panah nyrempet atau tepat sasaran entar bakalan bunyi mak cringgg…cringgg…cringg… karena ada lonceng kecilnya.
Bapak yang blangkonnya ditancepin bendera kecil putih itu (yang lengan bajunya warna hijau) karena tadinya ada satu tembakan yang mengenai target. Terus katanya duduk sila, tapi itu kok ada yg duduk kayak pesinden? Itu emak-emak sih, anggap aja itu duduk sila versi emak-emak.
Nah setelah bapak-ibu anggota komunitas jemparingan itu praktek, tiba saatnya para penonton atau pengunjung dikasih kesempatan untuk nyoba jemparingan. Tadinya panitia menginformasikan kalau mau nyoba jemparingan cukup ngasih uang kas 20K doang, awalnya pengunjung sungkan tapi begitu bapak-ibu itu bilang gratis langsung rebutan nyobain.
(*bapak-ibu komunitas jemparingan itu paham betul bahwa wisatawan jaman now sukanya gratisan, hahaha… tapi gak juga dhing karena saat itu ada juga kok wisatawan yang masih muda-muda tapi tetep rela bayar untuk kembali mencoba ikut panahan).
Ya itulah gambaran singkat kegiatan panahan dari komunitas Paseduluran Jemparingan Manunggal Rasa Tamtama warga RT 01 RW 07 Mejing Wetan Desa Ambarketawang Gamping Sleman. Dengan kegiatan jemparingan ini pengunjung yang saat itu piknik di Tebing Breksi terutama kaum muda dikenalkan dengan kegiatan panahan yang mengandung unsur olahraga dan juga seni budaya.
salam hormat,
dr pojokan
- Panahan tapi dengan posisi duduk bersila alias tidak berdiri
- Target panahan berupa silinder bukan lingkaran warna-warni seperti pada umumnya. Silinder itu dengan panjang 30 cm, diameter 3 cm dan digantungin dengan tinggi 160 cm dari permukaan tanah.
- Menggunakan busana tradisional, kalau di Yogya ya pakainya surjan, blangkon, jarik serta keris.
Mungkin ada yang mikir “halah panahan itu tinggal tarik anak panah dari tali busurnya terus lepas dan mak jleb….”, kenapa harus ribet gitu???
Gini loh ya, yang namanya jemparingan itu bukan hanya soal tehnik tapi juga soal olah rasa jadi gak hanya modal ngawur gitu doang. Misal tuh sasarannya didepan tapi duduk silanya hadap samping kanan, lalu mak settt… kepalanya miring mengarah kesasaran, badan rilex, terus yang ditutup cukup mata sebelah kiri saja soalnya kalo ditutup dua-duanya entar gelap -hahaha-.
Kenapa yang ditutup bukan mata kanan? Efeknya entar beda, pokoknya nurut aja bahwa yang lebih afdol itu tutup mata kirinya. Sebagai gambaran lihat gambar dibawah ini, mereka pakai kostum sedemikian rupa, targetnya yang nampak seperti garis-garis putih itu loh ya, bukan yang hamparan hitamnya. Kalau anak panah nyrempet atau tepat sasaran entar bakalan bunyi mak cringgg…cringgg…cringg… karena ada lonceng kecilnya.
Bapak yang blangkonnya ditancepin bendera kecil putih itu (yang lengan bajunya warna hijau) karena tadinya ada satu tembakan yang mengenai target. Terus katanya duduk sila, tapi itu kok ada yg duduk kayak pesinden? Itu emak-emak sih, anggap aja itu duduk sila versi emak-emak.
Nah setelah bapak-ibu anggota komunitas jemparingan itu praktek, tiba saatnya para penonton atau pengunjung dikasih kesempatan untuk nyoba jemparingan. Tadinya panitia menginformasikan kalau mau nyoba jemparingan cukup ngasih uang kas 20K doang, awalnya pengunjung sungkan tapi begitu bapak-ibu itu bilang gratis langsung rebutan nyobain.
(*bapak-ibu komunitas jemparingan itu paham betul bahwa wisatawan jaman now sukanya gratisan, hahaha… tapi gak juga dhing karena saat itu ada juga kok wisatawan yang masih muda-muda tapi tetep rela bayar untuk kembali mencoba ikut panahan).
Ya itulah gambaran singkat kegiatan panahan dari komunitas Paseduluran Jemparingan Manunggal Rasa Tamtama warga RT 01 RW 07 Mejing Wetan Desa Ambarketawang Gamping Sleman. Dengan kegiatan jemparingan ini pengunjung yang saat itu piknik di Tebing Breksi terutama kaum muda dikenalkan dengan kegiatan panahan yang mengandung unsur olahraga dan juga seni budaya.
salam hormat,
dr pojokan
Silakan Berkomentar di Blognya Mbak Widha (BMW), Agar komentarnya rapi mohon komentar menggunakan NAMA anda, hindari pemakaian nama yang aneh-aneh biar gak masuk Spam!